Post Page Advertisement [Top]

 Sejarah SMP Islam Mbah Bolong

SMP Islam Mbah Bolong merupakan sekolah berbasis pesantren yang didirikan tahun 2015 di bawah naungan Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Falahul Muhibbin, KH. Nur Hadi atau biasa dikenal dengan Mbah Bolong. Berdirinya sekolah formal ini dilatar belakangi oleh peningkatan jumlah santri setiap tahunnya yang semakin pesat. Para santri tersebut awalnya mengenyam pendidikan formal di sekolah atau madrasah yang tersebar di sekitaran pondok, diantaranya di Desa keras, Seblak, Pacul Gowang, Jatirejo, hingga sampai Jombang. Hal ini menyebabkan kesulitan tersendiri dalam hal pemantauan terhadap para santri. Oleh karena itu pengasuh pondok pesantren akhirnya mendirikan SMP Islam Mbah Bolong atas restu Sang Guru Romo KH. Jamaluddin Ahmad selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al Muhibbin, Tambak Beras yakni dengan catatan sekolah yang didirikan berlandaskan tasawuf.

Memasuki tahun ke-3 setelah berdirinya SMP Islam Mbah Bolong, maka para Santri angkatan pertama akan segera diluluskan. Dengan adanya kebutuhan menampung lulusan tersebut kemudian muncul sebuah gagasan dari Mbah Bolong untuk mendirikan sekolah formal pada jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 2018 berdirilah SMK Islam Mbah Bolong dengan membuka jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Adanya kejuruan ini, santri diajarkan menjadi seorang pengusaha, berbisnis dengan mengolah hasil pertanian. Lokasinya yang strategis berada di dekat area pertanian. Dengan demikian hasil pertanian mudah dijangkau, santri juga dapat menganalisis secara langsung hasil pertanian dengan kualitas baik yang akan diolah menjadi produk untuk berbisnts. Santripreneur, begitulah sebutan santri pengusaha.

Berdirinya SMP dan SMK Islam Mbah Bolong adalah perwujudan dari keinginan pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Falahul Muhibbin dalam upaya menumbuhkan generasi yang Akhlaqul Karimah melalui program unggulannya yakni pembiasaan Al-Qur'an, baca kitab kuning, dan bahasa lnggris. Dalam program pembiasaan Al-Qu'an para santri belajar Al-Qu'ran dengan nuansa qur'ani sehingga mampu menumbuhkan karakter yang berjiwa qur'ani. Program pembiasaan Baca Kitab disusun untuk membiasakan santri secara intensif menumbuhkan rasa akrab dengan kitab-kitab kuning sehingga mampu belajar kitab kuning secara mendalam. Sedangkan Program Pembiasaan Bahasa lnggris disesuaikan dengan perinsipnya yaitu membentuk jiwa gemar berbahasa inggris dan mengembangkan potensi berbahasa kepada para santri.

Falahul Muhibbin adalah Pondok Pesantren yang terletak di Dusun Gendong Desa Watugaluh Jombang, yang didirikan oleh (Alm) K.H. Dhucha Tholhah. Pada awalnya (Alm) K.H Dhucha Tholhah mengadakan sebuah pengajian AI-Qur'an dan Kitab yang diadakan di rumah dengan santri yang berasal dari dusun sendiri dan sekitar. (Alm) K.H. Dhucha Tholhah memiliki 2 anak yaitu Neng Fitrotul Himmah dan Agus Maimun Dhucha. Sebagaimana keinginanan (Alm) K.H. Dhucha Tholhah untuk mendirikan pondok pesantren maka kedua putranya dipondokkan, Neng Fitrotul Himmah di Bangil dan Agus Maimun Dhucha di Madrasatul Qur'an Tebuireng dan setelah tamat dilanjutkan mondok di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri. Selang beberapa tahun Neng Fitrotul Himmah sudah tamat dari pondok dan akhimya dinikahkan dengan K.H. Nur Hadi, S.Pdl. (Alumni Pondok Pesantren AI-Muhibbin Tambak Beras Jombang).Berkat bantuan dan dukungan yang diberikan oleh menantu beliau K.H. Nur Hadi, S.Pdl., maka santri semakin banyak dan berkembang meskipun santri masih pulang pergi dari rumah (santri kalong). Selang beberapa waktu, ada seorang santri yang berkeinginan untuk ikut bertempat dan mengabdi pada beliau. Karena tidak adanya tempat tinggal untuk santri, maka KH. Nur Hadi, S.Pdl. berinisiatif memanfaatkan kamar berukuran sekitar 2,5 m X 4 m di belakang rumah yang merupakan kandang ayam mertua beliau untuk dijadikan tempat santri tersebut. 

Seiring berjalannya waktu, beberapa wali santri dari luar desa pun berdatangan untuk memondokkan anaknya. Lama kelamaan kamar tersebut tidak cukup lagi menampung para santri tersebut, untuk itu beliau mulai membuat kamar dan musholla. Sejak itulah di Dusun Gendong secara resmi berdiri pondok pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Watugaluh.Dua tahun kemudian Agus Maimun Dhuha yang merupkan putra kedua (Alm) K.H. Dhucha Tholhah pulang dari Pondok Pesantern Al-Falah Ploso Kediri untuk membantu mengembangkan pondok terutama pada pendidikan madrasah diniyah. Setelah banyaknya santri dan adanya diniyah yang sudah berjalan, maka K.H. Nur Hadi, S.Pdl. menganjurkan mertua dan adik ipamya untuk sowan ke K.H. Moch Djamaluddin Ahmad (Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren AI-Muhibbin, Bahrul Ulum Tambakberas Jombang) tentang Pondok Watugaluh. Dan hasil dari sowan itu, nama Pondok Pesantren Watugaluh diganti menjadi Pondok Pesantren Falahul Muhibbin yang merupakan pemberian dari KH. Moch JamaluddinAhmad. Nama Falahul Muhibbin diambil dari 2 (dua) nama pondok pesantren, yaitu : Al-Falah (Pondok Pesantren Ploso Kediri) dan AI­Muhibbin (Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang). Pada tahun 2005 M, nama Pondok Pesantren Watugaluh diganti dan diresmikan menjadi "Pondok Pesantren Falahul Muhibbin" ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]